Friday, October 30, 2009

wanita dan agama

" kak.. emang kalau mau masuk surga.. butuh tiket ? "



Na kembali di 'celetuk' oleh celotehan anak-anak madrasah. Seorang anak kecil yang baru duduk di bangku 1 SD (junior school), spontan bertanya seusai kami saling bermudzakaroh tentang 99 asmaul husna..


" kak.. emang kalau mau masuk surga.. butuh tiket ? "

Anak lain yang duduk di dekatku spontan (juga) tertawa lepas dan si kecil membantah tawa temannya dengan berkata,

" ih.. iya tau... kata ibu saya begitu..!! "

'Bermain' bersama anak-anak membuat Na mau tak mau mempelajari gaya hidup mereka. Celotehan, gurauan, candaan atau bahkan ucapan-ucapan mereka baik yang lagi serius ataupun tidak.. sedikit demi sedikit jadi menguak tabir bagaimana mereka didik oleh orangtua, terlebih khusus adalah ibu mereka..


Ibu adalah madrasah bagi anak-anak mereka..


Bosen dengan topik ini? hehe.. mohon dimaklumi ya... karna ini penting sekali nih..


Betapa besar peranan seorang wanita dalam agama hingga seolah-olah, agama itu dalam genggaman kita.. bayangkan saja.. seorang anak yang baru lahir dari rahim kita, bisa jadi anak ini menganut agama Islam atau yang lainnya 'hanya' karena pengaruh dari orangtuanya.. dan tentunya, kita sebagai ibunya..

Allah SWT sudah memberikan bukti nyata yang jelas tentang peranan wanita dalam usaha agama..


Ada yang ingat dengan kisahnya Nabi Nuh a.s ? itu loh.. yang anaknya bernama Kan'an. Kan'an tak mau ikut Ayahnya yang mengajak masuk ke dalam kapal tapi dengan syarat harus bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, melainkan Kan'an malah ikut Ibunya yang membangkang akan perintah suaminya untuk taat kepada Allah..

Bandingkan dengan kisahnya Nabi Ismail a.s., yang ikhlas mengorbankan dirinya ketika Nabi Ibrahim a.s mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk 'mengorbankan' anaknya. Mengapa Nabi Ismail a.s mau tanpa harus berpikir panjang? karna.. lihatlah.. itulah hasil didikan dari seorang Ibu yang taat pada perintah Allah.. yaitu, Siti Hajar..

Padahal keduanya sama2 anak Nabi, tapi kenapa bisa beda 'haluan' ? itu karena yang memberikan pengaruh adalah Ibu mereka



Mungkin, Na yang secara masih dalam status sebagai anak ini.. masih banyak kekurangan dimana-mana hingga akhirnya hanya bisa bercuap-cuap aja tentang peran wanita, khususnya peran Ibu dalam usaha agama ini sangat penting. Namun, sedikit demi sedikit.. Allah SWT benar-benar menunjukkan pada Na.. bedanya anak yang di-didik oleh Ibu yang punya risau dengan agama dan Ibu yang punya risau dengan dunia..


Contoh kecilnya ya di atas itu..

Si kecil yg bertanya tentang tiket surga, tentunya dia bertanya seperti itu karna Ibunya senantiasa 'mendongeng' kan tentang surga. Kebetulan, Na kenal baik dengan Ibu si kecil. Beliau sudah mengenalkan agama pada anak-anaknya sedari dini.. hingga terlihat dari perilaku dan tutur katanya pun masih sesuai dengan agama.

Si kecil suka memperingatkan kawannya yang suka berkata kasar atau berkata bohong dengan ancaman,

" eh.. jangan begitu.. nanti dicatet sama malaikat loh! kan dia ada disini.. " sambil nepuk2 bahunya sendiri

Begitu juga abang si kecil.. dimana si abang baru berusia 9 tahun, namun hapalan surahnya sudah mampu membuat Na 'keblinger'


Na: " Ayo dek.. semua.. hapalin surat2 pendek mulai dari An-Naas ya.. sampai.. Al-ikhlas aja.."

si Abang: " Ya Kakak.. jangan surat2 pendek dong.. saya baru ngapalin sampai surat At-takwiir "

Na: " ..... kamu ini salah paham apa nyindir kakak sih... "

Benar-benar hasil didikan dari seorang Ibu yang luar biasa kan? belum lagi kalau lihat hasil didikan dari para orangtua yang ikut terjun dalam usaha dakwah. Kecil-kecil sudah bisa sholat 2 rekaat hanya untuk meminta sesuatu.. kecil-kecil tapi sudah bisa jadi hafiz / hafizhah.. kecil-kecil tapi sudah hidup sunnah... Subhanallah...



picture taken from here


Menanamkan cinta agama pada anak kecil akan jauh lebih mudah jika dibandingkan mengenalkan agama 'kembali' pada orang dewasa. Ibu yang berperan sebagai role model (panutan) bagi anak, mau tak mau.. segala tindak tanduk Ibu akan terserap dengan baik dalam ingatan anak. Kalau dosen anak di kampus Na bilang, otaknya anak kecil itu bagaikan sponge dimana kecepatan daya serapnya amat tinggi..


Jadi ingat, kemarin dikisahkan sama salah seorang sahabat Na..

Ada seorang Bapak yang sudah bertaubat dimana dulunya ia adalah seorang pemabuk. Bapak ini berkisah kalau dulu ketika dia baru pulang mabuk2-an, istrinya sudah setia menunggu di depan rumah. Membersihkan mulutnya, mencuci kakinya.. badannya.. Dan ini dilakukan semua tanpa ada rasa marah ataupun mengeluh. Paginya, ketika anak2 si Bapak ini mau berangkat sekolah, sang istri tak mengizinkan satupun anaknya untuk berangkat tanpa mencium tangan Bapak terlebih dahulu. Walaupun mereka tahu bahwa Bapaknya adalah seorang pemabuk

Kini, anak2 si Bapak sudah menjadi anak2 yg sholeh dan berguna..


Subhanallah,
Dahsyat nian ternyata ya peran seorang istri dan Ibu...


Sekarang,
tergantung kita... mau dijadikan sebagai apa anak-anak kita kelak.. mau diarahkan untuk cinta dunia dan lupa akhirat.. atau hidup di dunia sementara untuk kekekalan yang selama-lamanya di akhirat ?


Lalu.. bagi kita (termasuk saya sendiri) yang masih berstatus belum menjadi istri (uhuk..ehem.. uhuk-uhukk), sebaiknya kita mempersiapkan diri untuk dijadikan sebagai madrasah terhebat di dunia bagi anak-anak kita kelak. Siap2 pula jadi istri cerdik yang sholehah.. penyejuk mata..penawar hati..~ (yah.. jadi berdendang nasyid jadul begini...)


sudah ah.. maaf ya, jadi ngalor-ngidul lagi... semoga bermanfaat ya teman2.. insya Allah








Jadi,
maukah kau menjadi istri
yang sholihah ?
(*ngangguk cepet)






No comments:

Happy Oxone

Yayasan Askar Ramadhan

Kedai Sehat