Wednesday, June 24, 2009

baiti jannati vs home sweet home

home sweet home
vs
baiti jannati





Kemarin, waktu lagi nonton film kartun kesayangan (Tom and Jerry), tak sengaja memperhatikan bahwa di depan rumahnya Jerry (si tikus) ada papan bertuliskan " home sweet home "
Kenapa dibilang " home sweet home " ya ? ada yang tau?

Itu kan istilahnya orang luar, kalo di Islam pasti semua udah kenal dengan kata-kata, " baiti jannati" atau " rumahku surgaku "


Rumahku Surgaku,


Teringat waktu jaman masih nge-kost saat kuliah dulu. Rasanya rumah bagi kami anak-anak kost adalah hanya sebagai tempat tidur yang nyaman, tempat memenuhi gizi, tempat 'menyetor' muka pada keluarga, dan bisa dibilang sekedar tempat (sedih ya)

Kenapa kami bilang sebagai tempat tidur yang nyaman?
Karena hanya saat tidur di rumah masing-masing lah kami merasakan betapa nikmatnya kami terlelap dalam tidur kami~

Kenapa kami bilang sebagai tempat memenuhi gizi?
Karena hanya saat di rumah kami masing-masing lah kami bisa bermanja2 pada Ibu kami untuk dimasakkan makanan yg 'full gizi', karena kalau udah nge-kost lagi.. kami banyak makan ala kadarnya (dari warteg, warsun, wardang..eh.. ga ada yah singkatan warung padang..adanya RM padang..ahahaha). Itu pun kalau kami lagi 'kaya', kalau lagi 'miskin', paling hanya ketemu gorengan (ini pun sudah bersyukur.. karna kadang kalau lagi 'miskin' berat sampe puasa)

Kenapa kami bilang sebagai tempat 'setor' muka?
Karena hanya saat di rumah lah kami bisa bertemu muka dengan keluarga kami. Kadang kalau banyak tugas, dalam satu bulan kami hanya pulang 2x, ini pun kami masih anak jakarta.. bayangkan bagaimana nasib teman2 kami yang anak daerah? yang kadang hanya bisa bertemu keluarganya setahun sekali.. Kadang kami hanya benar2 'setor' muka kami, maksudnya.. sesampai di rumah hanya sekejap mata bertemu Ayah dan Ibu serta Kakak-Adik, lalu besoknya kami sudah 'menghilang' dari peradaban rumah...


Itulah anggapan Na saat masih nge-kost dulu. Rumahku- Surgaku, karna aku bisa makan enak dan bergizi, bisa tidur nyaman dikasur sendiri, bisa bertemu keluarga..



Rumahku Surgaku,

Na pernah dengar dan baca tentang fungsi rumah yang kini banyak berubah. Ada orang yang memfungsikan rumahnya hanya sebagai restoran, ada yang sebagai hotel, ada yang sebagai bioskop (banyak perlengkapan home theater yg ga kalah heboh sama bioskop), bahkan ada yang menganggap rumahnya sebagai (maaf) kamar mandi (karna yang paling dicintainya hanyalah kamar mandinya yang mewah) ..

Ketika melewati perumahan orang-orang kaya, dimana melihat rumah mereka bagai istana putri raja. Aih mak.. sayang sekali kalau istana-istana itu hanya dijadikan sebagai tempat macam restoran, hotel bahkan hanya seperti untuk kamar mandi (lalu buat apa mereka bangun rumah tinggi-tinggi dan mewah2 ya??) Sudah gitu, kadang melihat rumah mereka.. sepiii sekali, kayanya yang tinggal hanya para pembantunya aja.. ini makin membuat na bertanya2, trus bangun rumah mewah buat apa???


Rumahnya Rasulullah saw hanya beberapa petak, kecil mungil, tak ada perabotan-perabotan, heung.. apanya gitu hanya tersusun dari pelepah kurma. Sederhana banget deh. Padahal beliau kan seorang Rasul Allah. Jabatan tertinggi, orang termulia.. biasanya kalau sudah begini rumahnya pun harusnya kena dampak 'ter' juga. Tapi Rasulullah saw ngga begitu.. beliau tetap hidup sederhana, tetapi tak melupakan untuk memaksimalkan fungsi rumahnya

Maksud memaksimalkan fungsi rumah, rumahnya ga hanya sekedar dijadiin tempat untuk istirahat (hotel), atau hanya dijadiin tempat untuk makan bersama keluarga (restoran), tapi juga dijadiin sebagai tempat untuk beribadah

Rumahnya hidup akan suasana agama. Penghuni-nya senantiasa melaksanakan amalan-amalan ibadah. Ada yang rajin sholat sunnah, baca Al-Qur'an, dzikir, bantu2 Emak (jangan dikira nyapu-ngepel itu ga ibadah loh, kalo kita ikhlas.. akan terhitung sebagai amalan ibadah!! insya Allah), belajar dan mengajar tentang Islam (ta'lim wa ta'lum)

Salah seorang sahabat Na bilang, bahwa dulu.. rumah2nya para sahabat adalah seperti diatas. Rumah mereka hidup akan agama. Meski luas rumahnya hanya mentok kiri-kanan-depan-belakang.. tapi karena rumahnya senantiasa diisi dengan amalan ibadah yang ikhlas.. maka di surga, Allah beri 'hadiah' pada mereka rumah yang ga keliatan mana ujung mana pangkalnya, insya Allah.. (eh, kalau sudah di surga boleh minta apa saja, kan??)



Rumahku Surgaku,

Saat menemani Mamah pengajian 3 bulanan kemarin, Pak ustadz sempat menyampaikan tentang identitas diri. Kata Pak Ustadz, kini.. banyak orang Islam yang lupa dengan identitasnya sendiri. Salah satunya yaitu menunjukkan identitas Islam-nya dalam rumahnya. Pak ustadz kasih contoh, ada seseorang yg datang berkunjung ke suatu rumah bersama temannya. Si teman bertanya pada temannya itu,

" Eh.. ini rumah orang Islam ga sih... ?? "

" Ga tau.. ga bisa nebak nih... "

Bukan hanya dapat diidentifikasinya dengan melihat ada tulisan kaligrafi huruf arab besar dipajang di dinding2, ada lemari yang isinya buku2 islam, al-Qur'an dan terjemahan dan yang lainnya.. tapi kehidupan para penghuninya juga sama dengan apa yang mereka 'pajang' di rumah mereka...



Rumahku Surgaku... My Home is Jannati.. eh.. Baiti Jannati..


Siapa yang ga ingin rumahnya bagaikan surga? tentulah semua orang mau. Mungkin dari sinilah, Na ajak temen2 yang lain supaya menyulap rumahnya menjadi surga. Maksudku, kita sama2 belajar gimana caranya menghidupkan agama di rumah kita masing2 (Na sendiri juga masih tertatih-tatih..). No problemo lah.. rumah kita mungil nan sederhana.. toh kan Allah tak memandang kita dari kekayaan harta.. tapi dari kekayaan amal dan ikhlas.. hehehe..




Jadi,

yuk.. sama2 kita belajar menghidupkan agama di rumah kita masing-masing

:D

2 comments:

suriummah said...

Assalamualaikum Na.. akak dah komen tadi tapi line tak bagus. Sekali lagi. Komennya. Sejuk hati akak membaca entry Rumahku Syurgaku. Marilah sama-sama kita jadikan rumah kita syurga kita. Ianya rumah kerana di dalamnya terus-terusan mencapah kasih sayang kepada semua ahlinya dan ianya syurga kerana para penghuninya langsung fokus cinta dengan Allah Penguasa alam. Salam taarruf.. nama akak Noorwahida Binti Daud @ Arifin.Umurnya sudah tua,28 tahun.Kerjaya surirumah profesional dan mengajar Matematik secara kecil-kecilan di rumah.Yang lain mungkin Na dah baca dari blog akak.kalau belum, sila surf lagi ya!Moga-moga perkenalan maya ini mengeratkan hati-hati kita di jalan Allah.do contact me via emel,nak kongsi tazkirah atau apa-apa ilmu ke.. ummi_chan@hotmail.com

karkunahmithali said...

salam ina.Sebaik2 rumah adalah rumah sahabat sahabiah..rumah yang di dalamnya hidup dengan suasana iman dan amal..mudah2an Allah dapat istiqomahkan kehidupan kita sebigitu..ameen..

Happy Oxone

Yayasan Askar Ramadhan

Kedai Sehat