Sunday, May 3, 2009

kaum terdahulu

" De, kamu tau ga kenapa Fir'aun itu dijadiin mumi? "

" ya biar Allah menunjukkan kebesaran-Nya? "




Ntah ada angin apaan tiba2 aja Na bertanya pada Ade' Na yang sekarang lagi menjajaki usia ABG (Anak Baru Gede). Awalnya kalau ga salah karena kami berdua lagi menonton tayangan berbau pengetahuan alam dan tiba2 aja mulut ini mulai berceloteh,


" maksudnya menunjukkan kebesaran-Nya? "

" ya.. Allah mau ngasih tau ke orang banyak kalau dulu ada yang namanya Fir'aun "

" bener De', Allah pengen nunjukkin ke kita kalau dulu ada raja yang menyekutukan Allah dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Ada riwayat yang bilang, saat2 terakhir dimana Allah ingin mengazab si Fir'aun, katanya Fir'aun baru tobat, tapi tobatnya telat. Jadinya Allah ga menghilangkan jasadnya si Fir'aun tapi nge-jadiin dia sebagai mumi, biar kita2 pada sadar diri dan tau.. begitulah kalau Allah sudah murka "

" Hoo.. ampe sekarang masih adakan mumi nya? "

" ya itu, paling kita bisa liat di tipi2.. liat kerajaan2 mesir, ada bau2 'pharaoh'2 gitu... betewe, 'pharaoh' itu sapa ya? "

" Laah.. bahasa inggris'e Fir'aun itu kan 'Pharaoh' Na.. "

" Owalah.. "



Sungguh niat awal setelah si Ade' berucap perihal kebesaran Allah, Na ingin banget cerita tentang kaum-kaum terdahulu yang pernah dibinasakan Allah. Tapi gara2 baru tau tentang kebodohan Na perihal 'pharaoh' itu adalah bahasa inggrisnya Fir'aun.. tiba2 saja Na jadi diam seribu bahasa..


Aih.. ternyata Na ini masih bodoh sekali TT_______TT


Bek tu kaum2 yang terdahulu yang pernah dibinasakan Allah,

Temen2 pasti pernah denger nama2 ini, ada kaum Tsamud, kaum 'Aad, kaum Sodom, dan kaum2 lainnya yang banyak dikisahkan dalam Al-Qur'an. Ini ada beberapa kutipan firman Allah tentang mereka,

Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-Lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam[*] di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.

[*]. Demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh guntur itu, sehingga mereka hancur lebur oleh guntur itu, tanpa bekas, seakan-akan mereka tidak pernah ada.

( QS. Huud: 67-68)


Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.

(QS. Adz-Dzaariyaat: 41-42)


Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,

(QS. Huud: 82)


Sudah pasti Allah mengadzab mereka karena mereka tidak mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya. Mereka tidak mau mengakui bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan laki-laki yang diutus Allah di tengah-tengah mereka adalah sebagai Rasul Allah. Mereka tidak hanya tak mau mengakui, tapi para Rasul malah dicaci maki dan sampai dituduh sudah tak waras lagi pikirannya. Mereka mengancam akan keselamatan para Rasul, mereka marah karena para Rasul telah meniadakan kebiasaan mereka untuk menyembah berhala yang sudah menjadi kebiasaan dari nenek moyang mereka..


Tapi ternyata, dibalik adzab Allah pada kaum2 terdahulu itu, ada sesuatu yang seharusnya bisa kita pelajari, pahami dan renungkan..

Dengan memiliki pemahaman agama yang masih mungil ini, Na merasa bahwa maksud Allah dengan mendatangkan adzab kepada kaum2 yang terdahulu dan disampaikan dalam Al-Qur'an adalah biar kita (yang notabene bukan kaum2 terdahulu) bisa belajar dari kesalahan2 yang pernah mereka lakukan

Sebenarnya sih di dalam Al-Qur'an juga sudah tertulis bahwa kisah2 yang disampaikan Allah adalah agar membuat manusia jadi mau memikirkan kebesaran Allah. Tapi maksudnya memikirkan kebesaran Allah itu seperti apa?


Mungkin sama seperti perumpamaan ini..

Seorang pengendara motor yang merasa sudah terbiasa tak memakai helm, sedang pergi menuju suatu tempat. Ia berpikiran bahwa,

"Ah.. deket ini.. jadi ga pake helm ga papa lah.. lagipula di jalan itu ga pernah ada polisinya.. "

Namun sayang, nasib pak pengendara motor lagi 'apes'. Ketika dia sedang melaju dengan kecepatan agak cepat, ternyata ada pak polisi yang secara tidak sengaja melihat si pak pengendara motor itu. Dan, untuk menjalani kewajibannya, akhirnya si pak polisi menyetop si pak pengendara motor..

Bersyukur, hari itu pak polisi hanya memberikan teguran dengan mengatakan,

" Lain kali pake helm nya ya Pak, demi keselamatan diri sendiri.. "

Akhirnya yg awalnya dikira nasibnya 'apes' berubah menjadi 'beruntung' karna pak polisi tak menilangnya..

Tapi ternyata, teguran itu ga membuahkan hasil. Si pak pengendara motor tetap merasa baik2 aja kalau pergi tanpa menggunakan helm. Dengan pikiran,

" Ah.. paling cuma ditegur lagi.. lagipula kemaren kan dah ditegur..masa sekarang ditegur lagi.. "

Kebetulan pula, hari itu tak ada pak polisi. Terlihatlah senyum sumringah dari wajah pak pengendara motor..

Hari demi hari kian berlalu dan kebiasaan nyaman tanpa memakai helm ini pun jadi melekat pada diri pak pengendara motor. Kini, catatan teguran dari pak polisi sudah ia miliki lebih dari dua kali. Tak hanya ditegur melalui ucapan, namun si pak pengendara motor sudah pernah ditilang dan wajib membayar denda. Namun sayang, hal ini lagi2 tak membuahkan hasil bagi si pak pengendara motor. Hingga pada akhirnya, nasib pak pengendara motor berujung dengan luka di bagian kepala..

Ya, si pak pengendara motor mengalami kecelakaan saat melintas di jalan yang biasa ia lewati. Demi menghindari anak kucing yang lagi berjalan, pak pengendara motor membanting stirnya hingga akhirnya jatuh dan kepalanya yang tak dilindungi nya itu membentur jalan


[ waw, Na jadi malu sendiri nulis ini... ]



Kesalahan yang dilakukan si pak pengendara motor bagaikan kesalahan yang dilakukan oleh kaum2 terdahulu. Mereka sudah diberikan peringatan oleh Allah melalui Rasul-RasulNya untuk merubah kebiasaan menyembah berhala menjadi menyembah hanya kepada Allah. Padahal para Rasul sampai mengatakan bahwa mereka sungguh2 khawatir dengan nasib kaumnya karena mereka mengetahui bahwa adzab Allah itu sangat pedih. Namun kekhawatiran para Rasul malah ditampik dan malah dicaci-maki bahkan sampai dihina. Hingga pada akhirnya para Rasul hanya bisa memasrahkan diri pada Allah dan terjadilah apa yang ditakutkan para Rasul.. yaitu turunnya adzab pada kaumnya..


Itu kan jamannya para Nabi dan Rasul, bagaimana dengan jaman yang serba modern dan full teknologi sekarang? apakah masih ada suatu kaum yang Allah binasakan? apakah benar2 terjadi hal yang sama dengan adzab2 yang pernah Allah turunkan kepada kaum2 terdahulu?



Tentunya temen2 masih pada ingat dengan kejadian Tsunami di Aceh beberapa tahun yang silam, begitu pula dengan kejadian 'Tsunami kecil' di Situ Gintung beberapa bulan yang lalu. Apakah ada yang menyadari bahwa ini adalah salah satu bentuk adzab-Nya pada kita, sama seperti dengan adzab yang Allah berikan pada kaumnya Nabi Nuh a.s berupa banjir bah?

Bedanya sih cuma dulu seluruh kaumnya Nabi Nuh a.s yang tidak beriman benar2 dibinasakan oleh Allah.. tapi kalau yang Tsunami di Aceh atau Situ Gintung, Allah masih memberikan waktu agar korban2 yang selamat dari Tsunami itu mau kembali bertobat..

Apa hanya berlaku untuk korban2 aja? tentu bukan itu maksud Allah. Allah ingin memperlihatkan pada kita betapa mudahnya Dia melenyapkan suatu kaum dengan hitungan detik bahkan hanya sekejap mata. Allah ingin mengetahui mana saja manusia yang bisa belajar dari kekuasaan dan kebesaran-Nya..

Sama seperti pak pengendara motor. Apakah kita mau belajar dari kesalahan sendiri agar tak terulang kesalahan yang sama atau merasa baik2 aja karna merasa diri tak bersalah dengan melanggar peraturan2 ?


Na jadi ingat, saat menjelang wafatnya Rasulullah Saw, yang paling dikhawatirkan adalah bukan dirinya, bukan keluarganya.. melainkan kita, ummatnya. Beliau Saw sampai menyebut tiga kali nama kita.... " Ummati.. ummati.. ummati... "



Ah, teman..

Pada intinya Na hanya ingin kembali mengajak teman2 agar kita tak melakukan kesalahan yang sama dengan kaum2 terdahulu yang sudah dibinasakan oleh Allah. Sudah terlalu banyak adzab yang Allah perlihatkan yang kadang Na sendiri juga ga 'ngeh' bahwa sesungguhnya Allah sedang membuktikan bahwa adzabnya sungguh nyata dan amat pedih..

Ya Allah.. maafkanlah kelalaian kami..

Na hanya takut, sedih, khawatir dan ribuan perasaan tak menentu lainnya ketika datang bencana2 alam yang belakangan ini kian datang menimpa kita. Banyak orang yang sibuk memikirkan bagaimana cara mencegah terjadinya bencana2 alam itu datang kembali dengan menangkalnya melalui penggunaan teknologi yang canggih. Dibuatlah mesin pendeteksi Tsunami, mesin pendeteksi gempa, mesin pendeteksi perubahan cuaca dan mesin2 lainnya..

Padahal mesin2 itu hanyalah mesin, takkan mampu bisa menandingi kedahsyatan kekuatan Allah. Satu-satu nya 'mesin' yang terbaik hanyalah, taatilah semua perintah Allah dan jauhilah semua larangan-Nya. Hidupkanlah kembali agama dengan senantiasa berpegang pada Al-Qur'an dan Sunnah..



Semoga postingan ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, insya Allah. Maaf ya teman, tentunya banyak kekurangan dalam tulisan ini, Na sarankan teman2 juga membaca kisah2 kaum terdahulu lewat Al-Qur'an dan buku2 (ada banyak kok ^^)






Sepertinya,
Allah sedang menunjukkan betapa cinta-Nya Dia pada kita
hingga kita terlahir bukan sebagai kaum yang Ia binasakan..

2 comments:

mari said...

Allah sebenernya sayang ..

masya Allah ^^~

namaku ina said...

tentu, karena Allah Maha Penyayang :D

Subhanallah ^__^

Happy Oxone

Yayasan Askar Ramadhan

Kedai Sehat