Thursday, April 16, 2009

jilbabku bukan perhiasanku


" Doh.. plis deh Chan.. jilbabnya di 'manis' in dikit.. "





Bagi yang merasa bosan dengan postingan tentang jilbab.. harap maklum.. karna kali ini Na akan membahas tentang jilbab lagi loh :D


Sebelumnya, pastinya semua dah pada kenal yang namanya perintah untuk berjilbab itu datangnya dari Allah. Ada banyak ayat yang menyebutkan tentang betapa wajibnya seorang perempuan yang sudah baligh untuk memakai jilbab. Otomatis (hayah bahasanya..otomatis..), kalau udah wajib, pertanda kalau dilarang berarti hukumnya.... tau sendiri kan ^__^


Bukan perihal 'wajib' kok yg ingin Na sampaikan, akan tetapi perihal "apa yang dipandang dari jilbab" itu..


Tentunya teman2 banyak kenal dengan model2 jilbab terkini. Terakhir yang Na ketahui ada jilbab model 'Aisyah' (?) atau siapa pun itu namanya. Kata Mba2 penjualnya, kini model jilbab lagi di trend-kan oleh para artis sinetron. Sekarang lagi mem-'booming' sinetron2 yang 'berbau' Islam, dimana para tokoh utama wanita nya menggunakan jilbab. Jilbab yang mereka pakai lucu2 dan terlihat manis.. hingga akhirnya membuat hati para penonton terkesima. Inilah yang menyebabkan 'trend jilbab' turun ke pasaran. Ada jilbab model 'Aisyah', ada pula 'Safira' dan ntahlah.. Na ga terlalu mengikuti 'nama2' jilbab itu (andaikan ada jilbab dengan model 'Na'...ahahaha... pasti ga laku..)

Awalnya sih biasa aja dengan adanya 'tren jilbab' di pasaran. Sempet bergembira hati karna kini untuk memakai jilbab bukan lagi suatu halangan bagi kami. Bahkan para artis pun ikut menyemarakannya. Kalau dilihat emang cantik2 nan lucu2 jilbab yang jadi 'mode'. Ada yang begini.. ada yang begitu.. ada yang warnanya pastel.. ada juga yang warnanya gelap namun tetap terkesan glamour. Dulu waktu Na dan teman2 lihat majalah yang lagi ada iklan jilbabnya, kami semua terkesima dengan jilbab2 yang model baru itu..

" waaa..lucu banget jilbabnyaaa..!!! manis ya keliatannya.. "

" iya.. manisnya karna yang make orangnya manis.. kl kita yang make tu jilbab jadi ga ada manis2nya lagi "


Tadinya Na hanya menganggap itu sebagai guyonan nan celaan yang cukup dalam bagi kami para pemakai jilbab yang wajahnya benar2 biasa. Na juga mikir, bener juga sih apa kata temen Na itu. Jilbab yang 'manis' itu baru kelihatan 'manis' kalau yang memakainya memang orang 'manis' (unlike us yang wajahnya sepet). Namun kini Na baru sadar, kalau seandainya Na ingin pakai jilbab itu agar ikut terlihat 'manis', pertanda jilbabku ini hanya sebagai pe 'manis' aja kah?


Mau jawab jujur atau bohong, tentunya Allah Yang Maha Mengetahui sudah tau isi hati Na (ya iyalah Naaa~)


Tapi yang perlu diketahui dan perlu digaris bawahi (jangan ditengah ya..nanti ga keliatan..), sesungguhnya jilbab itu dipakai sebagai 'alat' untuk memproteksi diri. Dari apa? wuih.. buanyak! salah satu diantaranya, jilbab itu melindungi kita dari 'lirikan' para lelaki yang bukan mahramnya

Lalu, bagaimana dengan kasus sekarang ini? kebanyakan jilbab yg sekarang beredar adalah untuk dilirik oleh banyak orang. Apakah kalau sudah begini, Jilbab masih menjadi alat memproteksi diri?


Teringat dengan ocehan dulu antara Na dan seorang teman kampus tentang jilbab kucel VS jilbab manis

Na dulu termasuk anak perempuan yg kalau pakai jilbab itu biasa2 aja. Maksudnya ga bisa dibuat 'manis' jilbabnya. Sudah mencoba pentul sana-sini atau memakai bros atau menggunakan jilbab yang bercorak... ah.. tetap saja muka ku tak bisa berubah jadi putri cantik. Yang ada, habis di 'ucek2' jilbabnya gara2 nyoba di pentul2.. jilbabnya jadi lecek dan ada bolong2nya..


" Chan.. jilbabmu ko' lecek gitu..ga disetrika ya..trus kok bolong2? "

" bukaaan..di setrika tauu.. ini gara2 nyoba pengen kaya anak2 perempuan lainnya yg jilbabnya kliatan manis karna bisa 'begini-begitu', eh gara2 kebanyakan nyoba trus pentulnya masuk-keluar..akhirnya jilbabnya jadi lecek dan ninggalin jejak deh TT____TT "

" iya Chan, dari semua anak rasanya kamu termasuk anak yg jilbabnya super duper biasa aja.. "

" Lah kamu sendiri? jilbabmu ga ada yg warna nya menarik gitu? pasti ga pernah jauh2 dari warna item..biru tua..ijo tua..abu2...sekali2 coba warna pink.. biru muda..oren gitu... "

" Hiiy.. aku anti Chan sama warna2 pastel.. lagipula aku pakai jilbab bukan ingin agar menarik perhatian orang.. "

" Tapi kan setidaknya biar yg liat enak gitu. Dah berjilbab trus jilbabnya manis juga.. "

" Chan, kan jilbab itu bukan perhiasan. Yang penting jilbabku itu rapih. Dicuci, dijemur, disetrika.. kalau jilbabku ada yg robek atau bolong.. ya jilbabnya ga aku pake lagi, cari jilbab lain yg ga bolong2 kaya jilbabmu itu... "

" ....jangan gitu dong......."



Dulu sih terlalu menanggapi si 'bolong', tapi ternyata kini Na baru menyadari maksud pembicaraan temanku itu..

Ternyata, jilbab dipakai bukan untuk dijadikan perhiasan. Bukan pertanda jilbab yg kita pake adalah jilbab yang kotor, de-kil en de-kumal, bahkan sampe ada yang bolong. Seperti yg temanku bilang, pada intinya jilbabnya dipakai bukan dengan niat agar dilihat orang banyak (misal terlihat cantik/manis). Karena kalau sudah timbul niat seperti itu, sayang... kita jadi merusak nilai jilbab yang sungguh mulia itu..

Kemarin saat mempertanyakan masalah seperti ini pada sahabatku, sahabatku berkata..

" Kalau memang untuk perhiasan, tentulah para sahabiyah akan mempercantik diri mereka dgn pakaian yg berwarna warni, cantik, lucu, fancy, dan imut "


Mendengar jawabannya, Na hanya bisa terdiam dan.. angguk2..


Heung..


Oh iya, bukan berarti kita ga boleh berhias ya dengan jilbab ini~ Boleh kok.. boleh banget!! selama yang melihat indahnya jilbab kita ini hanya mahramnya sendiri ya ^__^

Haaa...~

Rasanya kita harus mulai meluruskan niat lagi. Niat pake jilbab bukan karna untuk diperhatiin orang tapi semata2 karena menjalankan perintah Allah dan mendapatkan ridho-Nya...Amiin ya Allah



Jadi,

ada yang mau beliin saya jilbab polos?

(eh?)

5 comments:

mari said...

aku tau na gimana cara jilbab nya dibikin polos, (jilbab yg sering ina pake)..

caranya...

dipretelin aja 'bunga2' yg ada di jilbab ina..kan jadi puoloss tuhh :D hehehe

namaku ina said...

Betul Ri..!!!

B..be.. tul.. (masih ga sanggup mretelin..) >__<

sandhi said...

Ternyata NU mewajibkan cadar. Berikut isi fatwanya:

MUKTAMAR VIII NAHDLATUL ULAMA
Keputusan Masalah Diniyyah Nomor : 135 / 12 Muharram 1352 H / 7 Mei 1933
Tentang
HUKUM KELUARNYA WANITA DENGAN
TERBUKA WAJAH DAN KEDUA TANGANNYA

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya keluarnya wanita akan bekerja dengan terbuka muka dan kedua tangannya? Apakah HARAM atau Makruh? Kalau dihukumkan HARAM, apakah ada pendapat yang menghalalkan? Karena demikian itu telah menjadi Dharurat, ataukah tidak? (Surabaya)

Jawaban :
Hukumnya wanita keluar yang demikian itu HARAM, menurut pendapat yang Mu’tamad ( yang kuat dan dipegangi - penj ).
Menurut pendapat yang lain, boleh wanita keluar untuk jual-beli dengan terbuka muka dan kedua tapak tangannya, dan menurut Mazhab Hanafi, demikian itu boleh, bahkan dengan terbuka kakinya, APABILA TIDAK ADA FITNAH.

Keterangan :

(a) Kitab Maraqhil-Falah Syarh Nurul-Idlah (yang membolehkan):

(وَجَمِيْعُ بَدَنِ الْحُرَّةِ عَوْرَةٌ إلاَّ وَجْهَهَا وَكَفََّّيْهَا). بَاطِنَهُمَا وَظَاهِرَهُمَا فِيْ اْلأَصَحِّ وَهُوَ الْمُخْتَارُ. وَ ذِرَاعُ الْحُرَّةِ عَوْرَةٌ فِيْ ظَاهِرِ الرِّوَايَةِ وَهِيَ اْلأَصَحُّ. وَعَنْ أَبِيْ حَنِيْفَةَ لَيْسَ بِعَوْرَةٍ (وَ) إِلاَّ (قَدَمَيْهَا) فِيْ أَصَحِّ الرِّوَايَتَيْنِ بَاطِنِهِمَا وَظَاهِرِهِمَا الْعُمُوْمِ لِضَرُوْرَةِ لَيْسَا مِنَ الْعَوْرَةِ فَشَعْرُ الْحُرَّةِ حَتىَّ الْمُسْتَرْسَلِ عَوْرَةٌ فِيْ اْلأَصَحِّ وَعَلَيْهِ الْفَتَوَي

Seluruh anggota badan wanita merdeka itu aurat kecuali wajah dan kedua telapak tangannya, baik bagian dalam maupun luarnya, menurut pendapat yang tersahih dan dipilih. Demikian pula lengannya termasuk aurat. Berbeda dengan pendapat Abu Hanifah yang tidak menganggap lengan tersebut sebagai aurat. Menurut salah satu riwayat yang sahih, kedua telapak kaki wanita itu tidak termasuk aurat baik bagian dalam maupun bagian luarnya. Sedangkan rambutnya sampai bagian yang menjurai sekalipun, termasuk aurat, demikian fatwa atasnya.

(b) Kitab Bajuri Hasyiah Fatchul-Qarib Jilid. II Bab Nikah (yang mengharamkan) :

(قَوْلُهُ إِلىَ أَجْنَـبِّيَةِ) أَي إِلىَ شَيْءٍ مِنْ اِمْرَأَةٍ أَجْنَـبِّيَّةٍ أَي غَيْرِ مَحْرَمَةٍ وَلَوْ أَمَةً وَشَمِلَ ذَلِكَ وَجْهَهَا وَكَفََّّيْهَا فَيَحْرُمُ النَّظَرُ إِلَيْهَا وَلَوْ مِنْ غَيْرِ شَهْوَةٍ أَوْ خَوْفٍ فِتْنَةٍ عَلىَ الصَّحِيْحِ كَمَا فِيْ الْمِنْحَاجِ وَغَيْرِهِ إِلىَ أَنْ قَالَ وَقِيْلَ لاَ يَحْرُمُ لِقَوْلِهِ تَعَالَى " وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا" وَهُوَ مُفَسَّرٌ بِالْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ وَالْمُعْتَمَدُ اْلأَوَّلُ. وَلاَ بَأْسَ بِتَقْلِيْدِ الْـثَانِيْ لاَسِيَّمَا فِيْ هَذَا الزَّمَانِ الَّذِيْ كَثُرَ فِيْهِ خُوْرُجُ النِّسَاءِ فِيْ الطُّرُقِ وَاْلأَسْوَاقِ وَشَمِلَ ذَلِكَ أَيْضًا شَعْرَهَا وَظَفْرَهَا.

(PENDAPAT PERTAMA) (Perkataannya atas yang bukan mahram / asing) yakni, pada segala sesuatu pada diri wanita yang bukan mahramnya walaupun budak termasuk wajah dan kedua telapak tangannya, maka haram melihat semua itu walaupun tidak disertai syahwat ataupun kekhawatiran timbulnya adanya fitnah sesuai pendapat yang sahih sebagaimana yang tertera dalam kitab al-Minhaj dan lainnya. PENDAPAT LAIN (KEDUA) menyatakan atau dikatakan (qila) tidak haram sesuai dengan firman Allah “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya” (QS.An-Nuur : 31).
PENDAPAT PERTAMA (yang mengharamkan) LEBIH SAHIH, dan tidak perlu mengikuti pendapat kedua (yang tidak mengharamkan) terutama pada masa kita sekarang ini di mana banyak wanita keluar di jalan-jalan dan pasar-pasar. Keharaman ini juga mencakup rambut dan kuku.

Lihat : Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2004 M), h.123-124, Pengantar: Rais ‘Am PBNU, DR.KH.MA Sahal Mahfudh, Penerbit Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur dan Khalista, cet.III, Pebruari 2007

Catatan : Istilah “qila” ( = dikatakan) dinyatakan dengan bentuk kalimat pasif biasa digunakan oleh para ulama ahli hadits untuk menunjukkan bahwa riwayat dan pendapat itu lemah.

sher said...

tp untuk awalnya , agk nya ad baiknya jg menganggap jilbab bagian dari perhiasan, lyknya wanita pada umumnya yang percy diRi bila menggunakan perhiasan...
setelah itu... bru tnmkan kcintaan pd jilbab yg linear dgn kcintaan pada Allah...
Sher mencoba dgn cara sprti itu seyh,,,..
slh gk seyh...??

namaku ina said...

betul sher! kadang aku jg berpikiran ingin merasa lebih cantik dengan jilbabku, secara aku orangnya jg ga pedean..

tapi akhirnya ketika ada pendapat, "kamu biasa2 aja ah mo pake jilbab apa ngga, bahkan kayanya..lebih cakepan ga pake..kl pake jilbab keliatan tua"

ah..kl dah begini rasanya dunia hitam kelam muka belipet jadi satu..

mungkin kembali pada niat awal memakai jilbab itu apa ya sher, karna Allah hanya memandang niat kita (jadi mo dibilang makin cantik atau kebalikannya, Allah tak memperdulikan itu semua..hehehe)

hanya Allah yang lebih mengetahuinya ^__^

jazakillah khairan katsira ya sudah berkunjung :D

Happy Oxone

Yayasan Askar Ramadhan

Kedai Sehat