Monday, February 23, 2009

salah siapa?

senang melihat orang susah
atau susah melihat orang senang?

[bukan iklan ya..]


Belakangan ini ntah kenapa jadi sering melihat kejadian satu orang melakukan kesalahan dan tiba2 saja kesalahan itu menjadi sebuah bencana bagi orang lain

Seperti yg dulu pernah kutuliskan, ketika ada seorang perempuan berjilbab melakukan sebuah kesalahan.. tanpa ada kata maaf atau melihat penyebab kekhilafan itu terjadi, semua orang langsung men-judgje bahwa SEMUA perempuan berjilbab belum tentu selalu berbuat baik atau benar

atau bahkan sampai timbul tudingan yang hingga kini masih saja dipermasalahkan..

masih lebih baik perempuan yg belum berjilbab tapi memiliki akhlak yang mulia dibandingkan dengan perempuan yg sudah berjilbab tetapi akhlaknya masih patut dipertanyakan

ntah sampai kapan statement di atas akan terus berputar-putar..


Ya Allah Yang Maha Pengampun.. Ampunilah kesalahan2 kami...


aku sendiri juga sadar bahwa sering kali aku ikut menimpali atau menghujat orang2 yang berbuat kesalahan baik itu yg ia sadari atau nggak (hiks..). Dan seperti ada rasa 'puas' setelah mengkritik habis2an akan kesalahan yang dia lakukan, sampai2 yang membuat kesalahan jadi diam seribu bahasa karna tak adalagi kata2 yg bisa diucap untuk membela dirinya..

padahal saat diri sendiri dikritik orang lain, rasanya hati jadi dendam dan mulut tak berhenti melakukan pembelaan. Sedih, sakit hati, malu, merasa hina.. semua perasaan hadir ketika kesalahan yang pernah dilakukan terungkap dan disebarluaskan bahkan dijadikan bahan olokkan oleh banyak orang..


Banyak yang bilang kalau manusia itu tak pernah luput dari kesalahan. Tidak sedikit orang yang tau kalau membuka aib orang itu sama seperti memakan daging saudara sendiri. Bahkan sampai disebutkan jika ada seseorang yang menutupi aib temannya di dunia maka di akhirat nanti, aib orang tersebut ditutup oleh Allah SWT

Tapi itu semua hilang menguap, ketika sudah melihat kesalahan orang lain dan kesalahan itu dianggap sudah melewati batas kewajaran. Jangankan melihat, hanya mendengar dari orang lain saja terkadang juga jadi ikut-ikutan menghujat padahal kita ga tau duduk permasalahannya apa..


Ya Allah... apa iya kami ini manusia yang sangat senang melihat orang lain menderita?


Bukan berarti kalau ada orang yang berbuat salah didiamkan saja dan bukan berarti juga kalau si pembuat kesalahan itu langsung dicaci maki


Lalu.. apa yang sebaiknya diperbuat ???


Seorang sahabat pernah menyampaikan pesan yang amat penting padaku. Ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw ketika berhadapan dengan orang yang melakukan kesalahan, beliau Saw tetap menghormati bahkan memuliakannya. Beliau Saw, tidak pernah menyebutkan nama atau apapun yang menciri2kan si fulan (pelaku) kepada orang banyak. Tujuannya supaya si fulan ga merasa malu.

Lain dengan yang biasanya terjadi sekarang. Walaupun tak disebut namanya tapi tetap saja ada ciri2 dari si pelaku yang disebutkan, kadang singkatan namanya, kadang ciri2 orangnya dan masih banyak yg lainya. Kalau menurutku, ini sama juga bolong karena seolah2 ingin menutup2i tapi sebenarnya malah jadi membuat orang berprasangka.. dan seringnya jadi prasangka buruk (padahal seharusnya kan ga boleh berprasangka buruk T__T )


Kemudian, Rasulullah Saw senantiasa memberikan penjelasan dengan baik bahwa perbuatan yang dilakukan oleh si Fulan adalah perbuatan yang kurang baik. Disertakan pula apa akibat dari perbuatan tersebut dan terakhir diberikan nasehat dengan ucapan yang baik. Hal ini dilakukan agar si Fulan mengerti dan paham bahwa perbuatan yg ia lakukan adalah 'salah' dan juga mengetahui seperti apa perbuatan yang 'benar' nya


Lagi-lagi apa yang Rasulullah Saw contohkan (dan sudah sepatutnya kita mencontohnya) sangat berkebalikan dengan yang sering terjadi saat ini. Rasanya kalau sudah ada yang melakukan kesalahan tanpa berpikir panjang kita langsung men-cap bahwa kesalahan yang dilakukan teramat fatal dan buruk (pokoknya hina banget!). Sudah lagi tak berpikiran, bisa jadi si pelaku tak sadar bahwa apa yang ia lakukan adalah salah dan berakibat buruk baik bagi dirinya ataupun orang lain. Dan kalau sudah begitu, mana bisa kita memikirkan bagaimana solusinya?
Yang ada, si pelaku tetap saja melakukan kesalahan karena tidak mengetahui perbuatannya itu salah dan tidak pula mengetahui perbuatan yang benar seperti apa. Alhasil.. dua-duanya jadi merugi..


Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw ketika berhadapan dengan si Fulan yang melakukan kesalahan. Tak ada timbul rasa malu dan merasa hina karena Beliau Saw tetap menjaga nama bahkan memuliakan si Fulan. Kalau sikap ini yang senantiasa kita contoh, maka.. semua jadi senang kan ^__^



Sahabatku juga sering meingatkan,
Ketika ada orang disekitar melakukan kesalahan besar terhadap kita, bisa jadi kita sendiri telah melakukan kesalahan yang dua kali lebih besar darinya. Janganlah memandang orang lain dari kesalahannya tapi pandanglah dari sikap baiknya. Niatkan dalam hati untuk senantiasa melakukan perbaikan diri (mengislah diri) bukan berniat untuk memperbaiki orang lain. Karena ketika kita melakukan perbaikan diri, Insya Allah.. orang2 disekitar kita juga ikut memperbaiki diri mereka masing-masing




Jadi,
sudahkah kita bercermin pada diri kita sendiri??

2 comments:

Anonymous said...

no doubt tentang Rasulullah SAW..

heuff.. sepertinya aku butuh cermin banyak.. (-_-)

Anonymous said...

ina,
orang jakarta timur yah..?
Boleh kenalan ga??
^_^
Kebetulan aku seneng banget punya temen cewek berjilbab..
Aku YudHa...
021-99245543
Di tunggu Smsnya Teman.. ^^

Happy Oxone

Yayasan Askar Ramadhan

Kedai Sehat