Friday, February 20, 2009

cahaya

buta mata tak nampak jalan di dunia
kerana tidak nampak cahaya ....



Beberapa hari yang lalu, tiba2 saja nasyid melayu yang cukup jadul ini terngiang2 di telingaku. Bakal ada apa ya? kok tiba2 ini nasyid nemplok di ingatanku?

Ternyata, selang berapa hari kemudian terjadi peristiwa.. mati lampu!!

Saat itu masih subuh dan di rumah hanya Na yang sudah bangun. Dengan keadaan Na yang baru selesai sahur dan lagi di kamar mandi untuk ambil wudhu, suddenly... "PET" (ceritanya ini menggambarkan mati lampu..)


" M...masya Allaaah.... M.. mati l..laampuuu....emaaaak......!!!!! " (teriak batinku)


Kamar mandi di kamarku lumayan mungil dan terisi dengan satu mesin cuci, dua bak sedang dan satu bak yang lumayan besar. Keadaan yang cukup 'ramai' ini membuatku nabrak sana-sini saat mencari pintu keluar karena aku sama sekali tak bisa lihat apa-apa

Awalnya lumayan panik dan sebisa mungkin istghfar terus (maklum, agak kurang menyukai suasana gelap dan hening tanpa ada suara sama sekali T___T). Setelah meraba-raba keadaan sekitar, Alhamdulillah.. ketemu juga gagang pintu dan ternyata aku masih harus dihadapkan lagi dengan sebuah rintangan.. yaitu... mencari hape untuk cadangan lampu sejenak

Kembali lah petualangan 'gelap' dimulai, tapi sekarang dengan misi mencari hape di kamarku. Lagi-lagi terbantu dengan adanya tangan yang sudah diciptakan Allah untuk memegang dan otak untuk re-calling, jadi kugunakan kedua organ itu untuk meraba-raba keadaan sekitar dan mencoba mengingat2, "terakhir hape ditaro dimana ya..?? "

Alhamdulillah, hape sudah ketemu dan misi masih belum selesai. Na harus berpetualang lagi untuk misi ketiga, yaitu.. mencari senter atau lilin di luar kamarku. Setelah sibuk mengobrak-abrik isi rumah (bener2 dah kaya maling deh..), alhamdulillah.. ketemu satu batang lilin! Horeeeeeeeeeeeeeeeee~~

Dengan pede nya, Na meninggalkan si hape dan berpegang pada si lilin itu. Karena lilinnya masih satu, mau ga mau kan harus nyari lagi karena api dari satu lilin kurang cukup untuk dijadikan penerangan..

Tiba2 saja, saat sibuk mencari lilin yg lain.. eh.. lilinnya jatuh dan.. " PET ", keadaan kembali gelap gulita..


" Allah Ya Rabbiiiiiiiiiiiiiiii.... gimana iniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii... ???? "



Masih dalam keadaan baru hanya aku sendiri yang 'hidup' di saat itu dan posisiku sedang berada di dapur. Hape kutinggalkan di atas meja makan. Padahal hanya butuh kurang dari sepuluh langkah dari dapur menuju meja makan, tapi karena keadaan benar2 ' pitch dark', aku pun harus berhadapan dengan kulkas... alias... saya nabrak kulkas... demi meraih penerangan dari hape..


Alhamdulillah, setelah nabrak ember, nabrak ujung kasur dan nabrak kulkas.. saya berhasil menemukan hape, sebuah senter, dua batang lilin, piring untuk tatakan lilin dan korek api..



Lamanya mati lampu di rumahku hanya sekitar 45 menit. Tapi selama itulah aku sedikit merasakan, bagaimana hidupnya orang-orang yang tak bisa melihat..


Saat dalam keadaan gelap gulita itu, yang terbayang dalam pikiranku adalah jembatan 'shirath'. Katanya keadaan disana benar-benar gelap dan mungkin lebih gelap lagi jika dibandingkan kalau kita tutup mata dan lampu sedang mati. Hanya orang-orang yang memiliki 'cahaya' di wajah mereka yang punya cadangan penerangan. Dan tentunya sudah bisa menebak, siapakah orang2 tersebut..

Tapi ga usah bersedih hati bagi yang ga punya 'cahaya' di wajahnya. Ada satu hal lagi yang bisa bantu kita untuk berjalan di jembatan shirath yang gelap itu. apa itu? dia adalah... Al- Qur'an


Yap,
Bersyukurlah pada Allah bagi orang2 yang sampai kini masih setia membaca dan mempelajari Al-Qur'an. Karena kelak Al-Qur'an akan memberikan syafaat (bantuan) dengan memberikan cahaya pada pemiliknya, Insya Allah


Jangan salah, para penyandang tuna netra aja bisa baca Al-Qur'an (huruf braille) loh! Mereka tau di dunia saja sudah kesulitan untuk melangkah karna mereka tak bisa melihat, apalagi kalau di akhirat nanti? mau minta tolong sama siapa?



Yah, begitulah teman..
dibalik peristiwa 'mati lampu' ini membuatku sadar diri. Sudah seharusnya memanfaatkan kedua mata ini dengan sebaik-baiknya. Mumpung masih diizinin untuk melihat, kita belajar baca Al-Qur'an nyok! demi setitik cahaya untuk akhirat nanti.. insya Allah



... tidak tahu kemana hendak dituju
ke hilir atau ke hulu...

3 comments:

Anonymous said...

subhanallah.. sungguh ciptaanNya itu harus kita syukuri ya Na :)

namaku ina said...

iya Bun ^^ dan Allah sangat suka dengan orang2 yang pandai mensyukuri atas nikmat yg telah diberikan padanya :D

anum said...

syukron ukhti tausyiahnya...tkdg qt tdk menyadari betapa besar nikmat yg diberikanNya pd hamba2nya...mg qt bs sll mjadi hamba yg bersyukur

Happy Oxone

Yayasan Askar Ramadhan

Kedai Sehat