Tuesday, December 30, 2008

jika aku menjadi

memang dasar Na ini termasuk orang yang aneh, adaa saja yang Na pikirkan..

mau ikutan aneh seperti Na?

mungkin agak sedikit mendramatisir.. tapi.. this is the way i think..



Pernah melihat wajah Bapak Presiden Indonesia? yap, Pak Susilo Bambang Yudhoyono..
saat melihatnya lewat tayangan berita televisi, satu hal yang selalu Na ucap..
" Masya Allah.. Pak.. wajahmu kayanya lelah banget.. "
Lihat kantung matanya yang sangat membekas, rasanya beliau ga pernah lelap dalam tidurnya..
walaupun begitu, kalau mendengar Bapak ini sedang berpidato, tak pernah terlihat layu suaranya..

jika aku menjadi seorang presiden, apa yang aku lakukan?

sepertinya aku takkan bisa menahan kantuk-ku saat sedang berpidato..
sepertinya aku akan mengamuk besar jika aku sedang berpidato ada orang yang sibuk dengan urusan dirinya bahkan sampai tertidur..
sepertinya aku merasa sangat sedih saat rakyatku mencaci maki dan menginginkan kepergianku..

rasanya, jika aku menjadi seorang presiden seperti Pak SBY.. tak semudah seperti apa yang aku kira..


Pernah melihat berita tentang poligami? yap, suatu peristiwa yang selalu membuat orang heboh ini..
saat mendengarnya atau melihat dari televisi atau internet mengenai berita poligami, kebanyakan diantaranya adalah mengandung penghinaan bagi orang2 yang melakukan poligami

jika aku menjadi istri yang dimadu atau anak dari ayah yang berpoligami, apa yang aku lakukan?

mampukah aku melihat atau membaca tentang penghinaan orang2 pada suamiku?
sabarkah aku saat mengetahui akan keberadaan diriku sebagai anak hasil poligami ayahku?
apakah mereka yang menghina suami atau ayah ku karena poligami ini bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang?

rasanya, jika aku menjadi seorang istri dari suami yang berpoligami atau anak dari ayah yang berpoligami.. tak semudah seperti apa yang aku sering lakukan dengan bergidik atau memicingkan mata mendengar tentang berita poligami..


Pernah melihat mas-mas atau mba'2 yang suka menawarkan barang? yap, mereka yang sering mengetuk rumah kita sambil berkata, 'permisiiii... bu..pak..saya mau menawarkan barang..'
saat melihat mereka berdiri di depan rumah, satu hal yang sering terucap.. 'ck..mereka lagi..' sambil ngedumel dan keluar sambil sedikit bernada kesal dan berkata, 'maaf..ibunya lagi ga dirumah...'

jika aku menjadi tukang sales, apa yang aku lakukan?

sengatan terik matahari sering menghujam tubuhku saat aku diwajibkan mengetuk rumah orang untuk menawarkan barang
belum lagi dengan nada marah aku disambut bahkan terkadang digonggong oleh peliharaan mereka
kalau aku kembali dengan barang2 ini masih penuh dalam tasku, lengkaplah penderitaanku dengan suara teriakan atasanku dan kalau aku kembali dengan hasil yg seperti ini terus2an, aku bisa diberhentikan..

rasanya, jika aku menjadi tukang sales.. tak semudah seperti yang aku lakukan untuk mengetuk pintu rumah dan merasakan nikmatnya diterima di dalam rumah..


---

Aku berpikir, jika aku sering memikirkan keadaan2 'mereka'.. mungkin ini akan menambah keinginanku untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan padaku. Dan lagi, ntah mengapa aku ingin belajar merasakan hal yang sama dengan membalikkan keadaan.. 'jika aku menjadi dia'

Apakah iya aku masih saja menghujat, menjelek2an, memicingkan mata, berkeluh kesah dan segala perilaku jahat yang aku keluarkan baik yang disadari atau tidak, ketika bertemu dengan 'mereka' jika aku sudah merasakan apa yang mereka rasakan?

Jadi teringat dengan kisah Rasulullah SAW yang menunjukkan betapa mulia dan betapa baiknya Rasulullah SAW kepada semua orang tanpa terkecuali, bahkan terhadap orang Arab pegunungan. Disebutkan bahwa orang Arab pegunungan memiliki watak yang sangat kasar dan Rasulullah SAW adalah orang yang paling sering mereka hina. Ada satu orang Arab pegunungan yang sibuk mencari-cari Rasulullah SAW dan berkata bahwa ia ingin menghinanya di depan matanya. Kemudian tanpa disangka-sangka, Rasulullah SAW datang dari arah belakangnya dan mendekapnya dari belakang dengan penuh kehangatan..
(eh? bener ga kisahnya seperti ini? lupa2 inget nih.. tolong diperbaiki ya kalau Na salah..)

Pada intinya, Rasulullah SAW senantiasa bersikap baik pada semua orang dan inilah sikap yang seharusnya kita contoh

walaupun ga bisa persis seperti beliau, setidaknya ada keinginan untuk mencontohnya sudah baik..apalagi kalau sampai dipraktekkan dan kita ikhlas dengan apa yang terjadi setelahnya :D

memperbaiki diri lebih baik daripada memperbaiki orang lain karena belum tentu kita lebih baik dari orang yang ingin kita perbaiki sikapnya (istilah kerennya, 'ngaca dulu dooong')



Jadi..

apakah ada yang pernah merasa 'jika aku menjadi si itik yang aneh' ini?
(hoayah..mana ada Naaaaa!!!)


2 comments:

Anonymous said...

Betul Na... banyak orang sukanya merendahkan dan menghina orang lain, mengkritik habis2 an kekurangannya tanpa memandang kelebihan orang tersebut. Menyedihkan ya.. banyak yang ga bisa menghargai sesama, padahal orang yang mengkritik itu belum tentu bisa lebih baik atau minimal bisa melakukan hal yang sama (dalam hal positif) seperti orang yang dikritik dan direndahkannya.

namaku ina said...

iya mba,mungkin banyaknya orang yg ga bisa menghargai sesama juga karena ketidaktahuan mereka akan arti betapa indahnya hidup kalau kita bisa menghargai sesama makhluk.

dan na pikir,inilah tugasnya orang2 yg paham dari arti menghargai sesama untuk saling menyampaikannya ke orang lain

lagi2 jalan keluarnya hanya satu, memperbaiki diri, insya Allah ^^

Happy Oxone

Yayasan Askar Ramadhan

Kedai Sehat