Tuesday, September 22, 2009

na dan cadar

adakah yang ingat dengan keinginanku untuk memakai cadar?

adakah yang percaya bahwa aku 'pernah' pakai cadar?

adakah... ??




Sesungguhnya tulisan ini awalnya tak ingin kubuat karna aku sendiri masih tak percaya dengan tindakanku yang super duper mega 'nekat' itu

Tapi..

Yap..

Na... si itik dari gua hantu (eh bukan.. maksud'e si itik aja), pernah 'icip' bagaimana rasanya jika wajahnya yang sudah sempurna diberikan oleh Allah ditutupi dengan kain penutup wajah.. alias.. cadar..


WHAT??? WHO?? WHEN??? WHY ??? WHERE??? HOW?????????!!!


Masih terekam jelas dalam ingatanku, bagaimana bisa Na yang serba 'amburadul' ini bisa mempertaruhkan segalanya demi memakai kain penutup wajah..

Hari itu adalah hari dimana Na dan teman2 kampus berniat ingin melakukan i'tikaf yang kedua kalinya pada malam ke-25 bulan Ramadhon. Dikarenakan hari itu adalah hari kerja, beberapa temanku langsung datang ke masjid -yang menjadi niatan kami untuk i'tikaf- sepulang kerja (tak seperti hari pertama kami i'tikaf dimana aku bisa bareng pergi ke masjid tersebut). Dari pagi hingga sore, Na masih saja kebingungan karna tak menemukan teman seperjalanan. Sudah telpon teman kesana kemari, sms si ini dan si itu.. ah.. tak ada yang bisa.. Mamahku yang melihat anak gadisnya kluntang-kluntung dan merengek2 dihadapannya, akhirnya memberi ultimatum,

" yasudah sana.. naik busway sendiri aja.. "


Sudah sekian lama Na tak pernah berkelana sendirian dan kini secara mendadak Na harus berada dikerumunan orang banyak tanpa ditemani mahramku ??

NO WAAAAY !!!! (teriak batinku)


Keinginanku untuk beri'tikaf memang sangat tinggi tapi takkan pergi tanpa didampingi mahram juga merupakan keinginan bulatku untuk senantiasa kupatuhi

Ba'da ashar pun sudah lewat, Na hanya bisa berdoa dan pasrah dengan ketetapan Allah. Karna kuyakin, Allah Maha Perencana.. sebaik2 apapun kita berencana tentulah yang akan terjadi itu adalah rencana-Nya..

Hari pun semakin sore dan aku belum ambil keputusan apa2. Salah satu temanku sudah beri kabar bahwa dia sudah datang di masjid dan menanti kedatanganku. Pun dibuat panik menjadi-jadi karna sms itu

Lalu, akhirnya Na meminta nasehat terbaik dari salah seorang sahabat Na

" sebaiknya apa yang kulakukan ? "

" pergilah kalau Ibumu sudah beri izin "

" walau tanpa mahram ? "

" jika sudah diberi izin dari mahram Na, insya Allah tak mengapa.. asal Na juga jaga diri dan doa sama Allah "

selepas baca basmalah dan bershalawat, akhirnya aku pun pergi menuju masjid

Sudah menjadi kebiasaan dikeluargaku, jika kami (aku, adikku dan kakakku) ingin pergi biasanya diantar sama Om. Begitu pun yang kemarin terjadi pada Na. Na diantar sama Om naik motor sampai halte busway terdekat

Selama diperjalanan memikirkan bagaimana cara menjaga diri yang paling baik. Dan ntah mengapa, cadar yang sedang kupakai (ga punya masker, cadar pun jadi..hehe) seolah-olah mengatakan..

" kenapa kau tak pakai aku sebagai alat penjaga dirimu? "

Sempat terjadi pergolakan antara yang baik dan buruk dalam hati Na. Sempat berpikir..

" ah.. nekat kau Na! masa pake cadar sih?!!! pake jilbab gede begitu pun dah cukup!! "

" tak apalah Na.. kapan lagi kau bisa praktekkan keinginanmu ini.. Allah sudah beri jalan.. tinggal melangkah.. "


dan..

KUN FA YA KUN !!


seturunnya Na dari motor, kain yang menutupi hidung serta mulutku itu tak kulepas..

Rasanya saat jalan jantungku mau copot saking terlalu kencang debarannya. Rasanya Na ga kuat mendongakkan kepala saking terlalu 'malu' nya memakai kain penutup wajah ini. Dan memang rasanya saat itu Na menjadi pusat perhatian banyak orang (secara gitu..saya lagi ada di terminal bus..)

Sungguh, Na merasa amat berdosa dan telah mencoreng nama akhwat bercadar. Mereka adalah wanita-wanita yang amat mulia dimana mereka pandai menjaga diri. Mereka tak mungkin keluar tanpa ditemani oleh mahram mereka kecuali dalam keadaan terdesak (amat terdesak, ga bisa ditolerir). Sedangkan aku... duh.. Ya Allah.. moga Kau mau memaafkan kesalahanku.. aku kesana kemari tanpa mahram.. walau sudah menghijabi diri seperti itu tapi tetap saja masih merasa ngga nyaman dan takut karena tak ada mahram disampingku TT____TT

Maafkan aku ya..para perempuan bercadar.. aku pakai 'tabir' itu bukan semata2 hanya karena Allah.. tapi hanya sebagai 'pelindung extra' bagiku...

Maaf ya.. TT_______________TT



Selama Na bersembunyi di balik 'tabir' ini, sedikit banyak hal yang melalang buana dalam pikiranku..



Ya Allah... ternyata ngomong dari balik tabir itu jadi 'meredam' suara sendiri ya...

Ya Allah.. ternyata napas dari balik tabir itu juga buat 'ngap-ngap-an' ya...

Ya Allah.. ternyata kalo banyak angin.. ini tabirnya gampang banget berkibaaaar..!!

Ya Allah.. ternyata ngga semua orang takut lihat wanita bercadar.. masih ada yang ramah tapi ngga sedikit juga yang 'mendelik' dengan mata yang aneh..

Ya Allah.. ternyata seperti ini rasanya tersenyum sama anak2.. mau nyengir kaya apapun ke mereka pun juga ngga bakal keliatan ya..

Ya Allah... inikah rasanya jika aku memakai cadar..... ????




1 comment:

Anonymous said...

gpp tu faktor kebiasaan. tar klo sering jd biasa aja

Happy Oxone

Yayasan Askar Ramadhan

Kedai Sehat