Monday, October 27, 2008

and i'm still at home..


" Sekarang dah dimana Mba?"

sambil senyum meringis kujawab... " sudah dirumah Dek.. "

" Ah.. mba bisa aja, pasti dah di RS terkenal ya! "

makin meringis kujawab lemah.. " yah, beneran.. i'm still at home.."

Akhirnya aku merasakan fase ini.. fase setelah lelah kuliah selama 5 tahun dan melewati masa indah saat wisuda lalu berleha2 dirumah.. ya.. aku merasakan fase 'anggur' alias.. 'pengangguran'.

Sudah hampir 3 bulan aku 'sibuk' di rumah. Awalnya aku memang ngga berniat utk langsung bekerja karna ingin meminta maaf sama Mamah karna aku sudah menelantarkan beliau selama 5 tahun, dimana aku jarang sekali mengabdikan diri sebagai anaknya. Dulu aku hanya bisa membantu Mamah saat hari Sabtu dan Minggu (ini pun kalau aku ga disibukkin dengan tugas2 kampus.. ). Karna itulah, aku berniat utk membalas kesalahanku, walaupun tak kan bisa dan takkan pernah bisa membalas jasa2 Mamah, setidaknya.. sebelum bekerja.. aku ingin dirumah menemani Mamah..

Lambat laun, pikiran utk bekerja menghampiriku. Tawaran utk bekerja di salah satu RS. yg terletak di arab nun jauh disana pun pernah menghampiri. Sempat terjadi 'chaos' waktu aku 'meng-iya-kan' tawaran ini. Bagaimana tidak mau? pikiran pertamaku adalah.. " Aku akan menginjakkan kaki-ku di tanah kelahiran Rasulullah SAW..!!!! ". Mamah dan Papah pun mengizinkan. Lantas aku pun semakin bersemangat jadinya. Satu per satu sahabat kuberitahu akan keputusanku. Banyak yang kaget dan bilang, " WAAAA... J..JAAUH YAAAA... " ada yang setuju.. ada juga yang 'setuju'.

Allah terus membolak-balikkan perasaanku. Dari yang awalnya aku yakin bahwa Allah sudah mengizinkanku utk bekerja disana sampai akhirnya sekarang Allah menjadi tidak ridho akan keputusanku itu. Bayangkan, aku sampai terbawa mimpi sudah membeli tiket utk pergi kesana!
Keinginanku yg sangat kuat ini berubah menjadi lemah karna kabar pengumuman (dari pihak kampus) mengenai bekerja di Arab tak kunjung tiba. Lambat laun pun, Mamah tidak jadi mengizinkan aku untuk kerja disana, jangankan di Arab, Mamah tidak mengizinkan aku utk kerja di luar negeri.

Sedih? ngga juga.. (loh kok bisa?)
Ya, karna semakin hari.. aku semakin menyadari bahwa, "Hey, disana aku sendiri! tak ada mahram bagiku disana!" walaupun sebenarnya disana kami akan difasilitasi asrama khusus wanita dan RS khusus muslimah, tapi tetap saja.. aku akan pergi menjauh lagi dari Mamah dan Papahku..

Akhirnya keputusan terakhir berbunyi, " Yasudah Na, carilah kerja di Jakarta saja.. ngga usah yg jauh2.. Mamah belum pernah ditinggal jauh2 sama anak mamah sendiri.. "
Bahagia rasanya saat mendengar ucapan itu dari Mamah. Alhamdulillah, aku memiliki Ibu yang cintanya sangat luar biasa ^___^~

Kini, aku sibuk mencari2 pekerjaan yang 'berbau' kesehatan di Jakarta. Aku sudah mencoba melamar di beberapa Rumah Sakit. Aku juga sudah mencoba melamar menjadi guru TK (ahahaha.. ntahlah.. kenapa ini ya yg terpikirkan..). Saat mengunjungi Ibu sahabatku yang sedang dirawat di Rumah Sakit di Jakarta, aku sekalian mencoba melamar disana.

Ada sesuatu yang terlintas dalam pikiranku..
Aku yang saat ini mencoba menghidupkan sunnah Rasulullah SAW (yaitu dengan cara berpakaian gamis dan memakai jilbab lebar), merasa nantinya akan banyak kesulitan jika aku mengenakan 'pakaian dinas' yang jauuuh dari apa yang seharusnya kami pakai (sebagai muslimah).
Ketika melihat ke seorang perawat yang berjilbab.. aku membayangkan itu diriku sendiri. Berjilbab, berbaju dan bercelana..

celana????

Itulah yg aku khawatirkan...
Dulu, saat aku masih kuliah profesi.. aku masih santai2 saja dengan pakaian profesiku. Walau terkadang mengganggu tapi kupikir mana aku punya kuasa utk merubah pakaian itu? Padahal ada satu teman kampusku yang tetap dalam keistiqamahannya. Beliau sudah berpakaian sunnah sejak awal kuliah dan ketika mengetahui bahwa saat profesi harus mengenakan celana, ia langsung mengajukan proposal untuk mengganti celana tersebut dengan rok.
Temanku ini berkeyakinan teguh bahwa celana adalah pakaian laki2. Dan Allah melaknat wanita yang berpakaian/berdandan seperti laki2 (dan sebaliknya). Temanku tak tinggal diam. Ia terus mencoba membujuk dosen2 kami agar mau mengganti pakaian profesi kami. Ia sampai mencari2 berita dan menemukan bukti bahwa ada salah satu rumah sakit di indonesia dimana pakaian perawatnya menggunakan rok panjang.. perawat2 disana mengatakan dengan berpakaian rok panjang tidak mengganggu aktivitas mereka sama sekali...

Namun Allah berkehendak lain. Hasil kerja keringat temanku tidak bisa ditanggapi oleh dosen2 kampusku. Dan pada akhirnya, temanku memutuskan untuk tidak mengikuti profesi ini. Dan dia tidak sedih karna dia tetap dalam ke-istiqamahannya..

Tersadar akan lamunanku, akhirnya aku menyadari mengapa belakangan ini aku merasa berat utk bekerja..

ya.. tak lain adalah karna masalah pakaian dinas dan lingkungan tempat aku bekerja..

Sebisa mungkin aku akan mencari pekerjaan dimana aku tetap menggunakan pakaian gamis ini dan meminimalisir bekerja di lingkungan yang banyak laki2 nya..

Ya Allah yang Maha membolak-balikan hati manusia, balikkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu..
Ya Allah.. kumohon.. istiqamahkanlah kami dalam menjalankan apa yang Engkau perintahkan dan menjauhi apa yang Engkau larang..

4 comments:

Anonymous said...

woh na! jadi guru TK ajaaah, kayaknya asik tuh.. (huhuhu..cita-cita yang sulit kugapai)

dikau itu..
ilmu kesehatan udah ada..
ketrampilan mendidik anak udah ada (latihan sama hana kan yah..)
ilmu agama? apalagi~...

haiyyo tunggu apalagii ^^~

namaku ina said...

he..insya Allah ya Ri, terserah Allah.. Ia ingin berkehendak apa.. saya pun akan senang menerimanya (insya Allah)

btw, mendidik anak blum kalii.. sama hana mah laiin.. aku berantem terus ma dia ^^;

apalagi ilmu agamaaa x__X~

ya, dimohon doa-nya saja ya :)

Anonymous said...

begimana kalo buka rumah sakit sendiri?? or klinik mba?? kan kita yang berkuasa..
jarang2 mba, rumah sakit pake rok..
saya dukung mba..
caiyo mba ina..

go..go..

emang sich bikin rumah sakit or klinik ga gampang..!! yang penting terus berusaha mba..!!
Allah ga pernah salah ngasih untuk soal rejeki.. :D
Semangat..!! Ganbatte..!!

namaku ina said...

uwauw..rumah sakit or klinik sendiri?? itu sih cita2-ku dan teman2 saat masih dikuliah Lan. Kami dulu pernah berencana membuka RS utk kaum dhuafa.. pernah juga berencana membuka klinik tumbuh kembang utk anak2.. tapi.. ya itu.. manusia yg berencana, Allah yang berkehendak :D

Yap! Betul! Allah memang ga pernah salah untuk soal rejeki karna tiap2 makhluk-Nya akan mendapatkan rejeki dari-Nya, tanpa terkecuali!

Un! insya Allah aku akan terus bersemangat!! doakan aku ya Lan!!

p^0^q

Happy Oxone

Yayasan Askar Ramadhan

Kedai Sehat